FILMUSIKU.com — Avenged Sevenfold merupakan band heavy metal yang digawangi Matt Shadows sebagai vokalis, Synyster dan Zacky sebagai gitaris, Johnny sebagai bassist, serta Brooks sebagai drumer. Meskipun kerap membuat lagu dengan musik keras, namun lagu ballad mereka justru yang selalu booming pada masanya.

Lagu “Seize The Day” viral pada saat dirilis dalam album City of Evil 2005. Shadow bercerita bahwa lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya, yang ditinggal meninggal oleh temannya karena menderita Leukimia. Lagu ini menjadi penghormatan Shadows bagi temannya tersebut.

“Berpikir lah dua kali dalam melakukah hal apapun. Itu semua tentang ‘seizing the day’ (menaklukan hari), genggam erat orang-orang yang kita cintai sedekat mungkin, karena segalanya bisa pergi hanya dalam dua menit,” kata Shadows dalam wawancara dengan Aceshowbiz tahun 2008.

Menaklukan hari yang dimaksud adalah hargai setiap waktu kebersamaan kita dengan orang terkasih, tiap jam, menit, bahkan detik. “Seize The Day” juga menggambarkan tentang rasa sakit yang dialami seseorang ketika kehilangan orang yang dicintai, dan menyampaikan pesan untuk tetap menjalani hidup sepenuhnya.

Setelah lagu-lagunya yang selalu cadas, Avenged Sevenfold ingin mengajak pendengarnya untuk memanfaatkan momen berharga dengan orang tercinta, dan jangan membiarkan tekanan hidup menguasai keadaan.

Pesan “Seize The Day” dapat diartikan secara luas karena menyentuh tema kefanaan, kesedihan, cinta, dan pentingnya hidup menjalani hari ini. Tak heran jika lagu ini menjadi favorit, dan banyak pendengar merasa terhibur dengan liriknya.

“Seize The Day” adalah pengingat bahwa hidup ini berharga, dan kita harus menghargai setiap momen yang kita miliki bersama orang yang kita cintai. “Seize The Day” mendorong kita untuk mengambil langkah berani dalam hidup kita, meninggalkan zona nyaman, dan mengejar hasrat kita, mengetahui bahwa waktu kita terbatas.

Kalau berbicara hook dari “Seize The Day”, mungkin bagian awal lagu lah yang justru paling membekas di ingatan. Begitu pula notasi menjelang refrain, yang seakan mendukung lagu lebih emosional ditambah dengan lirik yang tampak ‘frustasi’.