Home > Update

Tiga Film Indonesia Bersinar dalam Ajang Penghargaan BIFAN 2024

Para pemenang mendapatkan hadiah jutaan won Korea.
Poster film Dancing Gale. (Pomp Films)
Poster film Dancing Gale. (Pomp Films)

FILMUSIKU.com — Jakarta Film Week kembali digelar untuk tahun keempatnya, menghadirkan program menarik yang mampu membawa film-film Indonesia mendunia. Seperti tiga film Indonesia yang bersinar dalam ajang Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024.

Pertama adalah The Heirlooms, project dari Jakarta Film Week 2023 yang terpilih mengikuti Goedam Residency at Goedam Campus 2024. Produksi ini dikembangkan di program Producers Lab Jakarta Film Week 2023 oleh produser Giovanni Rahmadeva.

Nantinya, produksi ini disutradarai oleh Devina Sofiyanti dan ia telah mengikuti program residensi selama satu bulan bersama mentor Jenna Ku, praktisi profesional dari Korea Selatan.

“Di sini kita beruntung banget karena dapat mentor yang sudah tahu tentang cerita The Heirlooms ini. Jadi bisa memberikan masukan yang sangat mendalam terhadap cerita kita,” ungkap Devina dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/7/2024).

Goedam Residency, sebuah program afiliasi dari Goedam Planning & Development Camp, pertama menjalin kerja sama dengan Jakarta Film Week pada 2023 sebagai inisiatif dukungan kreatif bagi para kreator Asia yang sedang berkembang untuk mengembangkan skenario mereka di Bucheon.

Residensi tersebut memungkinkan para kreator untuk mendapatkan inspirasi dari lingkungan budaya Bucheon yang kaya, yang dikenal dengan konten genrenya yang beragam. Serta menawarkan berbagai program pendidikan kerja sama dengan Fantastic Film School.

Tujuannya adalah untuk mendukung para pembuat film Asia yang sedang berkembang dan membantu mereka membangun jaringan internasional. Selain The Heirlooms, ada dua karya lainnya dari Indonesia yang juga mendapatkan spotlight di BIFAN 2024.

Ada film Virgin Bash yang disutradarai Randolph Zaini dan diproduseri Susanti Dewi yang memenangkan Mocha Chai Awards. Film ini bercerita tentang pesta dara sebelum pernikahan yang menyenangkan, namun berubah menjadi tragedi beruntun.

Lalu film Dancing Gale yang disutradarai Sammaria Simanjuntak dan diproduseri Lies Nanci Supangkat juga mengikuti NAFF Project Market dan memenangkan DHL Awards. Film ini berlatar di Danau Toba, mengangkat tema budaya Batak melalui kisah boneka Sigale-gale, boneka pelipur lara dari Tanah Toba.

× Image