Home > Drama

Laut Tengah, Dilema Poligami Muslim Berlatar Korea Selatan

Film Laut Tengah tayang mulai 3 Oktober 2024.
Cuplikan trailer film Laut Tengah. (Starvision Plus)

FILMUSIKU.com — Starvision dan Legacy Pictures meluncurkan trailer film produksi terbaru mereka berjudul Laut Tengah. Berlatar di Korea Selatan, film ini menyoroti kisah pernikahan muslim dengan dilema poligami.

Dibintangi Yoriko Angeline sebagai Haia, ia merupakan gadis muslim yang berjuang untuk kuliah magister di Korea Selatan, lalu bertemu oleh seorang teman bernama Choi Haneul yang diperankan oleh Gabriel Prince. Haneul selalu membantu Haia selama Haia di Korea Selatan.

Tetapi takdir menuntun Haia berhadapan dengan Bumi yang diperankan oleh Ibrahim Risyad. Bumi memiliki seorang istri yang juga keponakan Haia, sedang ditimpa penyakit kanker, dan permintaan terakhir sang istri adalah Bumi harus menikah lagi.

Hal tersebut membuat Bumi merasa dilema mengingat ia paling membenci poligami, walaupun pada akhirnya membuat Bumi menuruti kemauan sang istri. Akan tetapi, ujian kembali muncul ketika Bumi telah menikah dengan istri keduanya yakni Haia.

Kesabaran Haia pun diuji ketika ia memilih untuk bersedia menjadi istri kedua, lantas seperti apa badai yang dihadapi Haia kala mengarungi bahtera rumah tangganya yang tak biasa itu? Film Laut Tengah tayang mulai 3 Oktober 2024 di seluruh bioskop Indonesia.

Sutradara Archie Hekagery mengungkapkan, film Laut Tengah merupakan film bertema poligami dengan sentuhan berbeda. “Kita sering disajikan tontonan poligami yang gue bilang 'hardcore' drama, ini tuh enggak. Film ini ringan aja, dan dikemas secara romantic comedy,” ungkap dia saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Yang menarik, film Laut Tengah juga memiliki latar tempat di Korea Selatan sehingga akan memberi nuansa ala drama korea (drakor). Proses syuting yang berlangsung di Korea Selatan selama 10 hari, membuat dia harus bekerja sama dengan kru dari negara tersebut, yang mana mereka tidak bisa sama sekali berbahasa Inggris.

“Jadi kendala utamanya itu ya bahasa. Untuk ngarahin itu gue harus pake translate dulu gitu. Kalau sama mereka itu ya nggak bisa ngaret atau main-main. Mulai jam sekian beres jam sekian, delapan jam kerja di sana,” papar Archie yang juga merupakan sutradara 172 Days.

× Image