Home > Retro

Jimmy Carter, Mantan Presiden AS Yang Rock n Roll dan Rasa Cintanya Pada Gospel

Jimmy Carter menjadikan musik untuk menjalankan visinya terhadap persatuan.
Jimmy Carter dan musisi favoritnya Willie Nelson. (Getty Images)
Jimmy Carter dan musisi favoritnya Willie Nelson. (Getty Images)

FILMUSIKU.com — Mantan presiden Amerika Serikat Jimmy Carter meninggal dunia dalam usia 100 tahun. Selain menjadi penerima hadiah Nobel Perdamaian pada 2002, Carter juga pernah bercerita tentang rasa cintanya pada musik gospel serta dijuluki Presiden Rock n’ Roll.

Sulit untuk membayangkan figur publik yang citranya jauh dari rock n' roll, selain mantan presiden AS Jimmy Carter. “Dengan kardigan dan keyakinan agamanya yang taat, dia tidak terlihat seperti pria yang sangat keren atau gaul. Bahkan dia bukan bagian dari generasi rock. Namun, dia penasaran dengan hal itu,” kata Mary Wharton, sutradara film Jimmy Carter: Rock & Roll President, kepada The Guardian.

Cukup untuk menginspirasinya menyelami album Bob Dylan milik putranya, Chip, dan menyerap kejujuran nada dan makna di balik lagu-lagu tersebut. Carter juga telah memiliki pengetahuan yang signifikan tentang setiap genre yang memengaruhi bintang-bintang generasi rock, termasuk blues, R&B, folk, dan yang paling penting, gospel.

Keyakinannya pada keindahan dan dampak sosiologis dari semua genre tersebut, membantu Carter menjalin ikatan yang luar biasa dengan bintang-bintang rock terbesar di tahun 1970-an, sebuah hubungan yang menjadi inti dari pendakiannya menuju kekuasaan.

Melansir Variety, Jimmy Carter muda tidak asing dengan musik gospel. Ia tumbuh di kota kecil pedesaan Plains, Georgia selama tahun 1920-an dan awal 1930-an. Ia mendengarnya dinyanyikan oleh petani kulit hitam yang bekerja di tanah ayahnya.

Carter juga mendengarnya selama nyanyian gospel 24 jam yang ada setiap hari Minggu kelima, di mana kuartet, kelompok gospel lokal, berbagai denominasi dan komunitas berkumpul untuk bersukacita di sekitar doa, bernyanyi sepanjang hari, dan makan.

Kecintaan Carter terhadap musik gospel, bersama dengan religiusitas yang mendalam, ditanamkan di hati Carter sejak usia muda dan tinggal bersamanya sepanjang hidupnya. Dan siapa saja bisa melihat bagaimana wajahnya itu bersinar ketika mendengar musik tidak hanya gospel, tetapi juga rock, folk, country, jazz, rhythm and blues.

Keterikatan mendalam Jimmy Carter dengan musik, khususnya musik gospel, lebih dari sekadar kesenangan pribadi. Musik juga telah berfungsi sebagai pelipur lara dan strategi, menyatukan warga Amerika yang berbeda ras, wilayah, dan politik.

Carter menggunakan musik sebagai alat yang ampuh untuk mewujudkan dan mempromosikan visinya tentang persatuan, hak asasi manusia, dan penyembuhan diri. Sebuah visi yang bergema lebih pedih saat Amerika Serikat merenungkan warisan Carter usai kematiannya pada Ahad (29/12/2024) di usia 100 tahun.

× Image