Home > Update

Siapa Pelopor Musik Pop Klasik Yang Bangkit Lagi di Era Solois Folk Masa Kini?

Diskoria dan Laleilmanino membangkitkan lagi musik pop klasik.
Diskoria, Laleilmanino, dan Neida. (Instagram @laleilmanino)
Diskoria, Laleilmanino, dan Neida. (Instagram @laleilmanino)

FILMUSIKU.com — Genre musik pop khas 1980-an tampaknya telah menjadi musik yang paling disukai semua kalangan di masa sekarang. Hampir semua musisi Indonesia mulai memiliki satu atau dua lagu dengan alunan jadul serupa, yang terbaru ada lagu “Teruntuk Mia”.

Sang empunya lagu, Nuh, menceritakan makna lagu “Teruntuk Mia” yang ia ciptakan saat bertemu dengan sang istri bernama Mia. Ia mengatakan, ‘hujan’ dalam lirik lagunya ini menggambarkan kondisi tidak menyenangkan pada perjalanan hidupnya.

“Saat di mana harus berhenti bergerak dan menunggu saat di mana semua kegiatan menjadi terkendala dan buntu. Seperti itu juga lah saat bertemu dengan Mia. Saya dalam keadaan yang begitu begitu saja. Tidak ada perkembangan nyata,” kata Nuh dalam unggahan di akun Instagram miliknya.

Pertemuan dengan Mia menyadarkan Nuh, bahwa kondisi hidup seberat apapun jika dijalani bersama seseorang yang tepat, keadaan terburuk pun bahkan bisa terasa lebih indah. Saat hujan reda, perjalanan hidup pun bisa kembali dilanjutkan.

Ketika mendengar lagu ini, maka pendengar akan dibawa ingat pada musik rumba yang populer pada era 1950-an, sebut saja seperti lagu “Sway” oleh Dean Martin. Namun, bukan Nuh yang kembali menghidupkan pop klasik di masa gen z bertumbuh ini.

Jika menilik sedikit ke masa pandemi Covid-19, ada Diskoria dan Laleilmanino yang menggandeng Dian Sastrowardoyo membawakan “Serenata Jiwa Lara”. Kolaborasi ini mengundang perbincangan luas, lantaran Dian merupakan seorang aktris.

Lagu “Serenata Jiwa Lara” pun dikenal begitu cepat dan menjadi lagu mainstream yang disukai semua kalangan. Padahal, Diskoria sendiri sudah fokus dengan musik pop klasik yang dibuat lebih fresh, sejak 2015.

× Image