Home > Update

Animasi Merah Putih: One For All, Banjir Kritik Pedas Warganet

Film animasi ini dijadwalkan tayang mulai 14 Agustus 2025 di bioskop.
Cuplikan trailer Merah Putih: One For All. (Historika Film)
Cuplikan trailer Merah Putih: One For All. (Historika Film)

FILMUSIKU.com — Sebuah film animasi yang diproduksi Historika Film, Merah Putih: One For All banjir kritik pedas dari masyarakat. Pasalnya, dalam trailer film animasi tersebut, visual yang disajikan terasa sangat tidak layak, mengingat film animasi Jumbo baru saja pecah rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa.

“Siapapun pembuat film ini, kami sangat menghargai dan kami menghormati karya anak bangsa. Kami tidak benci ke kalian. Kami hanya menekankan bahwa dunia animasi Indonesia juga punya standar,” tulis akun @bruhh**.

“Animator nussa, jumbo, sopo jarwo, dll, menangis melihat ini. Bahkan animator yang dibuat anak sekolah yang nyla itu yang colab ama jkt48 ama laleilmanino aja, bagus banget loh, padahal yang buat anak sekolah. Btw, ini nama animatornya nggak ditunjukin, ada apa ini?” tulis akun @aldi__**.

Dalam keterangan di channel Youtube Historika Film, disebutkan film ini bercerita tentang persahabatan dan perjuangan sekelompok pahlawan muda Indonesia, dalam menghadapi tantangan untuk menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa.

Mereka adalah para pahlawan masa depan yang mewarisi semangat juang para pahlawan kemerdekaan. Dengan kekuatan super yang mereka miliki, mereka bersatu padu, bahu membahu, dan pantang menyerah demi satu tujuan, melindungi Merah Putih, simbol persatuan dan kebanggaan Indonesia

Disebutkan pula bahwa film ini menampilkan animasi yang kaya warna dan dinamis, serta karakter-karakter yang kuat dan relatable. Cerita berfokus pada nilai-nilai persatuan, keberanian, dan pengorbanan demi kepentingan bersama.

Penonton akan diajak untuk merasakan semangat gotong royong dan nasionalisme yang membara, serta belajar tentang pentingnya menjaga keutuhan bangsa dan negara.

“Kejar tayang? Temanya bendera supaya nggak pada ngibarin bendera One Piece?” tulis salah seorang warganet yang memberikan komentar @erzir**.

“Ide cerita ala Al. Backsound ala kartun Prindapan. Backsound musik pake Al. Musik Al enggak premium. Burung bersuara monyet (pake sound efek youtube). Waaahhhh keren bangeettt,” tulis akun @gusrai**.

“Bukannya tidak mendukung industri lokal, tapi pentingnya disini akan TAHU DIRI. Minimal bisa bedain mana animasi yang layak dan tidak layak. Animasi kayak gini siapa yang mau liat di bioskop? Bagusan juga tugas animasi anak kuliahan,” tulis akun @assignm**.

“Keganjilan: Graphic jelek. Gerakan animasi kaku. Pengisi suara baca text. Kamera POV ngaco. Bendera hilang bukannya beli malah jalan ke hutan. Selejek-jeleknya film flop, setidaknya mereka bisa bikin trailer,” tulis akun @phief**.

“Jangan pada menghujat. Animasinya terlihat keren dan layak ditonton 70 tahun yang lalu,” tulis akun @sifuoc**.

“Kalau sekedar untuk tugas kuliah, masih sangat bisa dimaklumi, tapi kalau ini proyek negara untuk menyambut kemerdekaan dan menggunakan uang negara, jelas ini menyakiti secara terang-terangan,” tulis akun “budisu**.

× Image