Ini Alasan Rambut Bella dalam Poor Things Tergerai Panjang Hingga Paha
Ketika ia menandatangani proyek tersebut, dia diberi instruksi sederhana tentang bagaimana rambutnya harus segera dibuat. “Saya menerima email sejak awal yang hanya mengatakan ‘tidak ada wig’. Jadi saya akhirnya menggunakan kepang mikro di rambut Emma dan menempelkan rambut asli dengan panjang berbeda untuk bagian cerita yang berbeda. Mereka dibuat dengan warna coklat alami dan diwarnai hitam agar sesuai dengan rambut Emma,” papar dia lagi.
Stone secara tidak sengaja mewarnai rambutnya menjadi hitam di kehidupan nyata, rencana awalnya adalah mengubah rambut merahnya menjadi warna coklat tua. “Rambut hitam itu awalnya tidak disengaja. Tapi itu adalah kebetulan yang membahagiakan karena memang itulah seharusnya Bella. Itu membuatnya menonjol di antara dunia penuh warna yang dia masuki dan terus-menerus menunjukkan dirinya hampir seperti dunia lain,” kata Stacey.
Wajah Bella sengaja dibiarkan bebas riasan untuk paruh pertama Poor Things. Yorgos selalu bersikeras untuk tidak menggunakan riasan jika itu tidak spesifik untuk karakternya. “Ketika kami pertama kali bertemu Bella, dia masih ‘bayi’ dan bahkan jika kita melihat riasan yang hanya demi kepentingan layar, itu akan membuat keluar dari cerita. Kami berkonsentrasi pada perawatan kulit Emma dan menggunakan gel alis bening dan lip balm matte untuk menyempurnakan tampilannya,” papar Stacey.
Ketika Bella tiba di Paris dan bertemu dengan pemilik rumah bordil Madame Swiney (Kathryn Hunter), yang mengambil pekerjaan di tempat usahanya, baru lah riasannya ikut berperan. Madame Swiney dan gadis-gadis rumah bordil semuanya memakai riasan dengan warna anatomi yang digunakan oleh desainer produksi di rumah keluarga Baxter berdasarkan referensi medis, merah darah, merah muda kulit, biru dan ungu nadi vena.
“Saya merasa saat itu Bella sedang mempelajari sesuatu yang baru, bahwa riasan adalah bagian dari proses menampilkan dirinya kepada para pria yang mengunjungi rumah bordil dan juga apa artinya itu,” kata dia.
Poor Things menandai kolaborasi kedua antara Yorgos Lanthimos dan Nadia Stacey. Sutradara ini terkenal dengan gaya pembuatan film post-modern sebagai bagian dari gerakan sinematik 'Greek Weird Wave', dengan karyanya yang lain, termasuk The Lobster, The Killing of a Sacred Deer, dan The Favorite (Stacey menjadi penata rambut dan tata rias di sini).