Home > Drama

Bridgerton 3 (Part 2), Kekuatan Media Hingga Pidato Lady Whistledown yang Sangat Lantang

Lady Whistledown mengatakan, tulisannya adalah sebuah kekuatan besar.
Golda Rosheuvel dan Nicola Coughlan ketika berhadapan dalam adegan pengungkapan jati diri Lady Whistledown di Bridgerton 3. (Netflix)
Golda Rosheuvel dan Nicola Coughlan ketika berhadapan dalam adegan pengungkapan jati diri Lady Whistledown di Bridgerton 3. (Netflix)

FILMUSIKU.com — Usai sudah “Bridgerton 3” setelah part 2 dengan empat episode, dirilis pada 13 Juni 2024 lalu. Dari keseluruhan kisah yang disuguhkan, penonton dapat menyaksikan bahwa kekuatan media akan selalu diperhitungkan, hingga pidato Lady Whistledown menjelang akhir episode yang membekas di ingatan.

Lady Whistledown sejak kemunculannya di musim pertama “Bridgerton”, telah menjadi ikon serial original Netflix ini lewat pesan yang disebarkannya melalui sebuah selebaran. Meskipun fakta yang disampaikan hanya kehidupan di sekitar kerajaan, namun lewat tulisannya yang tajam, tulisan Lady Whistledown selalu dinanti setiap pagi.

Tentu cara ini mengingatkan penonton pada cikal bakal kehadiran media massa cetak, yang kini dikenal seperti koran, majalah, atau tabloid. Karena “Bridgerton 3” menyoroti kisah Penelope Featherington (Nicola Coughlan) dan ia adalah orang di balik pena Lady Whistledown, maka identitas Lady Whistledown yang selama ini tersembunyi pun akhirnya terkuak.

Khususnya pada part 2 ini, Queen Charlotte (Golda Rosheuvel) semakin menggebu ingin membongkar identitas Lady Whistledown dengan mengadakan sayembara, untuk memberikan hadiah bagi yang berhasil menguaknya. Hal ini membuat Cressida Cowper (Jessica Madsen) bersemangat, sebab jika mendapatkan hadiah itu, ia bisa kabur dari perjodohan orang tuanya.

Tetapi yang dilakukan Cressida benar-benar tidak bisa ditebak, dalam hal ini, serial yang diadaptasi dari buku karya Julia Quinn ini berhasil mengecoh penonton. Terlepas apa yang dilakukan oleh Cressida, Penelope dengan bangga muncul sebagai Lady Whistledown dan berpidato di depan seluruh rakyat menjelang akhir episode.

“Halo, semuanya. Atau haruskah kukatakan ‘pembaca yang budiman’? Aku tahu, itu bukan bahan tertawaan apa yang sudah aku lakukan. Pada awalnya, aku tidak pernah berpikir tulisanku akan dianggap serius. Untuk apa juga kan? Aku tak pernah dianggap serius,” ucap Penelope mengawali pidatonya.

“Aku baru sadar sekarang betapa umumnya perasaan itu, menjadi wanita muda yang tak didengar siapapun. Aku menulis tentang kalian semua karena aku terpikat dengan kalian, menjalani hidup dengan sangat terbuka. Dan menulis tentang kalian, membuatku merasa seperti punya kehidupan, punya kekuatan,” ucap dia lagi.

× Image