Poscart: Hope for Indonesia, Harapan untuk Nusantara Yang Diungkap Lewat Seni dan Aroma

FILMUSIKU.com — Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-80 pada 17 Agustus 2025 mendatang, Jakarta Illustration & Creative Art Festival (JICAF) berkolaborasi dengan ASHTA District 8 dan Project 1945 Perfumery, menghadirkan Poscart: Hope for Indonesia.
Poscart merupakan sebuah pameran seni ilustrasi perdana yang menyuguhkan 80 karya visual dalam format kartu pos. Pameran ini menjadi medium ekspresi harapan terhadap masa depan nusantara melalui sentuhan ilustrasi yang kontemplatif, inklusif, dan menggugah.
Pameran berlangsung di Main Atrium, ASHTA District 8 dari tanggal 7 hingga 17 Agustus 2025. Creative Director JICAF, Yoga Prathama menceritakan kolaborasi seni dengan parfum, dan bagaimana kolaborasi ini menjadi catatan harapan untuk Indonesia.
“Kita pengen bikin sesuatu dengan medium kartu pos, saat itu digarap, kita juga mikir apa ya konsep yang bisa jalanin ini semua, akhirnya ketemu lah ‘pesan’. ‘Pesan’ itu pengen kita sampaikan melalui visual artis, dan akhirnya kita menemukan satu turunan lagi,” ujar Yoga kepada Filmusiku, Kamis (7/8/2025).
“Bahasa Inggris ‘pesan’ atau ‘catatan’ itu ‘notes’ ya, nah ‘notes’ di bahasa Inggris lain artinya ‘aroma’. Notes ini kita kembangkan lebih jauh. Dari idenya, aroma itu sendiri bisa memperkuat memori, jadi gimana si pesan ini juga kuat memorinya,” kata dia lagi.
Delapan dari 80 seniman diundang untuk menerjemahkan wewangian khas dari Project 1945 ke dalam ilustrasi, menjembatani indra penciuman dan penglihatan dalam pengalaman estetik yang menyentuh dan unik.
Poscart juga menjadi bagian dari rangkaian roadshow menuju JICAF 2025, sebuah festival kreatif tahunan yang mengangkat keberagaman dan keberanian berekspresi dari para seniman muda Indonesia.
Seniman tersebut berasal dari komunitas Tab Space, yang anggotanya merupakan difabel. Yoga mengaku sangat memberikan kebebasan pada seniman dari Tab Space, untuk menginterpretasikan tema Poscart. Para seniman ini menerjemahkan tema utama Poscart dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Yoga memberikan satu contoh karya yang dipamerkan, yakni karya dari Angkasa Nasrullah. Ia melukis potongan-potongan pizza yang dia maknai sebagai keluarga, lantaran makanan favoritnya adalah pizza buatan sang ibu. Dan setiap ingat Indonesia, ia mengingat keluarga.
“Pizza itu makanan favorit dia yang dibikinin sama ibunya. Jadi setiap ingat keluarga, yang diingatnya pizza. Dari visual yang sederhana, ternyata dalem banget. Nah kita mau nangkap itu,” ujar Yoga.
Poscart mengajak publik untuk menyelami harapan atas Indonesia dengan cara yang akrab namun bermakna, melalui kartu pos. Lebih dari sekadar pameran, Poscart menjadi ruang reflektif dan interaktif, tempat mengenang, mendoakan, dan membayangkan masa depan Indonesia lewat bahasa visual yang beragam.
Berikut ini delapan Ilustrasi Interpretasi Aroma:
Kevin Satria – Waters of Maluku
Phantasien – Princess of Java
Sarkodit – Fields of Ubud
Nadya Noor – Heiress of Minahasa
Wulang Sunu – The Great Batavia
Satwika Kresna – Sunset in Sumba
Azis Wicaksono – Bamboe Roencing
Winny Astrini – Symphonies of Borobudur
“Bisa menuangkan harapan lewat bentuk sekecil kartu pos justru membuat saya merasa lebih dekat dengan penonton. Ini bukan hanya tentang karya, tapi tentang rasa memiliki terhadap Indonesia,” ucap salah satu illustrator interpretasi aroma, Winny Astrini.