Home > Drama

My Oxford Year, Tentang Puisi Yang Menyalakan Cahaya Kehidupan dan Keabadian

My Oxford Year tayang di Netflix.
Corey Mylchreest dan Sofia Carson dalam My Oxford Year. (Netflix)
Corey Mylchreest dan Sofia Carson dalam My Oxford Year. (Netflix)

FILMUSIKU.com — Film original Netflix My Oxford Year, menghadirkan kisah romansa antara Anna yang diperankan Sofia Carson dan Jamie yang diperankan Corey Mylchreest. Meskipun plotnya terasa familiat, namun core dari chemistry pasangan dalam film ini dihidupkan lewat puisi.

“Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan untuk menyelami dunia mimpi, cinta, dan puisi Anna. Mempelajari para penyair hebat yang pernah menjelajahi lorong-lorong Oxford, dan yang sejak saat itu telah mengisi hidup kita dengan keajaiban sastra,” ucap Carson kepada Netflix.

“Pada 1833, Alfred Tennyson menulis, ‘Lebih baik pernah mencintai dan kehilangan, daripada tidak pernah mencintai sama sekali’. Dua ratus tahun setelah Tennyson mengucapkan kata-kata itu dengan begitu indah, kata-kata itu terasa lebih nyata daripada sebelumnya (di lorong-lorong Oxford), dan di dalam inti film kita,” kata dia lagi.

My Oxford Year diadaptasi dari sebuah novel karya Julia Whelan dengan judul yang sama, dirilis pada 2018. Ada bagian film yang dibuat berbeda dari novelnya.

Kisahnya tidak terlalu sedih, justru menunjukkan ketegaran dari para karakternya. Film ini ditulis oleh Allison Burnett dan Melissa Osborne, serta disutradarai oleh nominator BAFTA, Iain Morris.

“Kisah kami adalah sebuah film yang dalam setiap bingkainya meneguhkan keyakinan, bahwa hidup terlalu singkat untuk tidak dijalani dalam cinta, tidak dijalani dalam sukacita,” ungkap Mylchreest.

Plotnya terasa familiar, karena banyak cerita romansa serupa, ketika orang yang tadinya asing lalu dipertemukan dan saling jatuh cinta. Momen ketika dua karakter utama klik dan saling jatuh cinta itu lah, justru menjadi yang paling ditunggu.

Dalam film ini, puisi karya Matthew Arnold dalam buku Victorian Poetry menjadi gerbang awal cinta antara dosen muda dan mahasiswi magisternya. Jamie menyebut puisi itu merupakan puisi paling psimis di era Victorian, ia menyukai puisi itu yang ternyata menjadi favorit Anna juga.

Kemudian gambaran suasana salah satu kampus unggulan dunia, Oxford University, terasa sangat tenang sehingga memang sudah selayaknya menjadi tempat belajar paling ideal. Maka tak heran, seorang perempuan dari New York saja bercita-cita untuk belajar di sana.

Mendalami puisi-puisi yang pernah tercipta di dunia, di kampus sekelas Oxford, bahkan menemukan cinta, menjadi pengalaman yang mungkin didambakan banyak orang. Hingga akhirnya, puisi yang dipelajarinya itu mampu menyalakan cahaya kehidupan dan keabadian dalam kisah cinta Anna.

Drama romansa memang tak pernah jauh dari kisah cinta hingga maut memisahkan, dan lewat film ini, penonton akan belajar bagaimana rentang kehidupan dan kematian itu sangat dekat.

Satu-satunya cara untuk menghadapinya, adalah dengan menjalani hidup dengan orang tercinta sebaik-baiknya. Kemudian, penonton akan belajar pula bagaimana mempraktikan puisi dalam kehidupan.

× Image